Tulisan 5 (Industrialisasi)
INDUSTRIALISASI
Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Awal konsep industrialisasi adalah Revolusi industri abad 18 di Inggris kemudian Penemuan
metode baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan
spesialisasi produksi dan peningkatan produktivitas factor produksi. Industrialisasi
adalah suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi,
spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi.
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan
alam melimpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang
tinggi tanpa industrialisasi.
Tujuan
pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka
panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di
sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional,
yaitu :
1) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.
2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
5) Meningkatkan kemampuan teknologi.
6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7) Meningkatkan penyebaran industri.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
- Kemampuan teknologi dan inovasi
- Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
- Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
- Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
- Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
- Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
- Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan
manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah
negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat
digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara
itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Sejak
krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai
sendi perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara
nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan
perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih
sering terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya.
Sebuah
hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga
internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai negara
memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara yang
menjadi obyek penelitian, posisi industri manufaktur Indonesia berada di
posisi terbawah bersama beberapa negara Asia, seperti Vietnam. Riset
yang meneliti aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di
pasar global, menempatkannya pada posisi yang sangat rendah.
Industri
manufaktur masa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya
saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi
Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah,
besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi
juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta
profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).
Permasalahan Industrialisasi
Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1. Keterbatasan teknologi.
2. Kualitas Sumber daya Manusia.
3. Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta.
4. Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah.
Strategi Pembangunan Sektor Industri
Startegi pelaksanaan industrialisasi :
- Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan
mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan
produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea &
Taiwan.
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
- Potensi permintaan dalam negeri memadai
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
- Kesempatan kerja menjadi luas
- Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang’
- Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar input maupun output.
- Tingkat proteksi impor harus rendah.
- Nilai tukar harus realistis.
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor.
REVERENSI :
kuswanto.staff.gunadarma .ac.id/.../7-INDUSTRIALISASI+DAN+P ERKEMBA NGAN.doc
Nama : Yusrina Dirayati
NPM : 29213627
Kelas : 1EB03
Nama : Yusrina Dirayati
NPM : 29213627
Kelas : 1EB03

Komentar
Posting Komentar